Apa yang terbesit dipikiran anda ketika mendengar kata kedokteran? mungkin ada yang beranggapan bahwasannya kedokteran adalah kuliah yang menakutkan, setiap hari melihat mayat, atau yang lainnya. Itu juga yang sama didalam pikiranku saat ini tentang biaya yang mahal, kuliah yang sulit, dan banyak hal-hal negatif yang aku pikirkan tentang sekolah kedokteran.Tapi setelah lulus dari SMA aku mempunyai keinginan untuk memasuki dunia yang aku takuti itu, dunia pendidikan dokter. Dan aku mencoba sedikit berbagi sedikitnya tentang sekolah kedokteran.
Waktu dan Biaya Kuliah di Jurusan Kedokteran
Kuliah jurusan kedokteran di Indonesia ditempuh dengan waktu
pendidikan paling cepat 3.5 tahun. Setelah lulus akan mendapat gelar
Sarjana Kedokteran (S.Ked). Selesai di tahap pendidikan, belum bergelar
dokter dan tentunya belum bisa praktek. Ibaratnya baru mendapat ilmunya
saja namun belum bisa mengaplikasikannya. Karena itu kamu harus
mengikuti Ko-As atau dilebih dikenal dengan PTT yang akan dijalani dalam
waktu minimal 2 tahun. Nah, di sini calon dokter akan mulai memegang
pasien secara langsung dengan dibimbing oleh para dokter. Saat Ko-As
atau PTT ini kamu mutlak untuk mempraktekan ilmu-ilmu yang sudah
dipelajari selama kuliah. Jadi itu artinya kamu harus sungguh-sungguh
belajar pada saat kuliah. Karena jika tidak, akan kesulitan pada saat
Ko-As atau PTT. Masa mau lihat contekan dulu waktu mau nulis resep obat
untuk pasien. Hehe.
Selesai dari Ko-As atau PTT, tahap selanjutnya adalah mengikuti Uji
Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI). Jika di SMA ada UAN, maka di jurusan
kedokteran akan menghadapi UKDI. Tapi jangan bayangin tes ini semudah
UAN ya. Karena untuk lulus UKDI sama sekali nggak mudah. Jangan berharap
bisa nyontek. Sistem di UKDI adalah: Kamu akan menjawab soal lewat
komputer. Setiap soal diberi waktu 1 menit. Ketika 1 menit berlalu, soal
akan langsung berubah ke soal berikutnya. Dan tidak bisa kembali ke
soal sebelumnya. Ditambah lagi, setiap soal merupakan pertanyaan analisa
kasus yang sangat kompleks, yang tidak bisa dijawab hanya dengan
kemampuan menghafal. Tapi tidak usah khawatir, jika selama kuliah di
jurusan kedokteran hingga mendapat gelar S.Ked dan pada tahap Ko-As atau
PTT dilalui dengan baik, belajar sungguh-sungguh dan giat, maka akan
mudah melewati tahap UKDI ini.
Setelah dinyatakan lulus UKDI barulah kamu resmi mendapatkan gelar
dokter dan bisa praktek. Entah itu bekerja di rumah sakit atau membuka
praktek sendiri. Jadi untuk kuliah di jurusan kedokteran hingga menjadi
dokter dibutuhkan waktu paling cepat adalah 5-6 tahun.
Kuliah di kedokteran bukan cuma dituntut punya otak canggih untuk
menghafal pelajaran-pelajaran. Rencana finansial juga harus matang.
Karena biaya kuliah di jurusan kedokteran cukup mahal. Biaya masuknya
bisa Rp. 20 – 50 juta untuk negeri dan Rp. 100 – 250 juta untuk swasta.
Belum lagi selama kuliah harus membeli buku-buku yang kisarannya antara
Rp. 500 ribu – Rp. 5 juta setiap bukunya. Biaya SPP persemester, biaya
praktikum, membeli mayat untuk anatomi, praktek kerja lapangan, dll,
yang biayanya nggak sedikit. Tapi buat yang serius ingin menjadi dokter
namun kondisi keuangan keluarga cukup berat, tidak perlu khawatir, pasti
ada jalan keluarnya.
Untuk tahun ajaran 2013/2014 ini, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) telah resmi menerapkan uang kuliah tunggal
(UKT) untuk mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) yang masuk lewat
jalur seleksi nasional maupun seleksi bersama masuk PTN. Dengan UKT,
mahasiswa baru tidak perlu membayar berbagai macam biaya, seperti biaya
gedung, praktikum, atau biaya tambahan lainnya, tetapi cukup membayar
uang kuliah tunggal yang jumlahnya akan tetap sama pada tiap semester
selama masa kuliah. Tiap mahasiswa akan dimasukkan dalam golongan
tertentu berdasarkan kemampuannya secara ekonomi. Untuk jurusan
kedokteran biayanya kira-kira antara: Mahasiswa kelompok I per semester
hanya membayar Rp 500 ribu, dan kelompok dua Rp 1 juta. Kelompok III Rp
7.5 juta, kelompok IV Rp 10.875.000 dan angka tertinggi di kelompok V
sebesar Rp 14.500.000 per semester.
Namun biaya ini di tiap PTN berbeda-beda. Misalnya di Universitas
Gajahmada, ketika kuliah di jurusan kedokteran tanpa program UKT maka
mahasiswa menghabiskan biaya kuliah sekitar Rp 105,5 juta, yang terdiri
dari SPP Rp 2,150.000 per semester, sumbangan pembangunan institusi
(SPI) Rp 75 juta dan SPP lain Rp 900 ribu. Sedangkan dengan UKT angkanya
bisa berkurang menjadi Rp 98,625.000 atau lebih murah sekitar Rp 7
juta. Sementara di Universitas Indonesia (UI) justru jauh lebih murah.
Bila dengan sistem sekarang menghabiskan biaya kuliah Rp 107 juta sampai
selesai, dengan sistem UKT biaya turun drastis hingga sekitar Rp 30,5
juta. Bahkan untuk siswa yang sangat terbatas secara keuangan, bisa
tidak dipungut biaya sama sekali hingga lulus S1 kedokteran.
Ini berbeda dengan pembayaran di Universitas swasta yang mempunyai fakultas kedokteran karena tidak memakai sistem UKT. Dengan menggunakan dana ini dan itu rata rata fakultas kedokteran PTS lebih mahal dibandingkan dengan PTN.
Jadi... sudah siapkah anda masuk di dunia pendidikan dokter?
MEREKA BISA KITA PUN PASTI BISA
Image: 123rf/ infokuliah.com
harnas.co
sumber: http://infokuliah.com/lama-kuliah-kedokteran-dan-biaya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar